LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI MASALAH KHUSUS
1. Macam-Macam Masalah Khusus
a.
Laba antar perusahaan (intercompany profits).
b.
Obligasi antar perusahaan (intercompany bond
holdings).
c.
Saham preferen dan saham biasa anak (subsidiaries with
preffered and common stock).
d.
Deviden saham anak (stock deviden by subsidiary).
2. Laba Antar Perusahaan
a, Laba atas sediaan.
b. Laba atas aktiva yang
disusutkan.
3. Laba Atas Persediaan
a.
Penjualan Oleh Induk
Ø Penguasaan 100%
Ø Penguasaan <100%
Semua
penguasaan di atas, baik menggunakan metode equity maupun metode
cost, sistem
pencatatannya adalah sama.
b.
Penjualan Oleh Anak
Ø Penguasaan 100%
Ø Penguasaan <100%
4. Laba atas Aktiva Yang Disusutkan
a. Penjualan Oleh Induk
Ø Penguasaan 100%
Ø Penguasaan <100%
Semua
penguasaan di atas, baik menggunakan metode equity maupun metode cost, sistem
pencatatannya adalah sama.
b.
Penjualan Oleh Anak
Ø
Penguasaan 100%
Ø
Penguasaan <100%
5.
Metode Pencatatan Obligasi Antar Perusahaan
a.
Penjualan Oleh Induk
Induk mengeluarkan obligasi 1.000 lembar @ Rp. 100,
jangka waktu 10 tahun. Anak membeli 100 lembar dengan harga Rp. 9.400.
Tahun I
Keterangan
|
Induk
|
Anak
|
Eliminasi
|
Neraca Konsolidasi
|
|||
Debet :
|
|
|
|
|
|
|
|
Investasi Obligasi
|
|
9.400
|
|
9.400
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Kredit :
|
|
|
|
|
|
|
Utang Obligasi
|
100.000
|
|
10.000
|
|
|
|
Diskonto Obligasi
|
(8.000)
|
|
|
800
|
|
|
LYD Induk
|
|
|
200
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Ø Utang obligasi dari
100.000, dijual sebesar Rp. 10.000 dengan harga Rp. 9.400. Amortisasi diskonto
obligasi Rp. 800 (Rp. 8.000/10 tahun). Perubahan LYD Induk Rp. 200 (Rp. 10.000
– Rp. 9.400 – Rp. 800).
b.
Penjualan Oleh Anak
Anak mengeluarkan obligasi 1.000 lembar @ Rp. 100,
jangka waktu 10 tahun. Induk membeli 100 lembar dengan harga Rp. 11.000.
Tahun I
Keterangan
|
Induk
|
Anak
|
Eliminasi
|
Neraca Konsolidasi
|
|||
Debet :
|
|
|
|
|
|
|
|
Investasi Obligasi
|
11.000
|
|
|
11.000
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Kredit :
|
|
|
|
|
|
|
Utang Obligasi
|
|
100.000
|
10.000
|
|
|
|
Premi Obligasi
|
|
8.000
|
800
|
|
|
|
LYD Anak
|
|
|
200
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Ø Utang obligasi dari
100.000, dijual sebesar Rp. 10.000 dengan harga Rp. 11.000. Amortisasi premium
obligasi Rp. 800 (Rp. 8.000/10 tahun). Perubahan LYD Anak Rp. 200 (Rp. 11.000 –
Rp. 10.000 – Rp. 800).
6. Saham Prefferen Dan Saham Biasa Anak
ada beberapa jenis modal saham prioritas, yang satu
sama lain mempunyai akibat (pengaruh) yang berbeda-beda khususnya dilihat dari
segi hak-hak penyertaannya. Sifat saham prefferen
adalah :
a.
Tidak Kumulatif
dan Tidak Berpartisipasi
(TKTB)
Dimana klaim terhadap
kekayaan bersih perusahaan sebatas nominalnya.
Hak kepemilikan atau klaim
terhadap kekayaan bersih perusahaan terbatas hanya sebesar nilai nominal, dan
saldo laba ditahan seluruhnya merupakan bagian dari para pemegang saham biasa.
sebaliknya, saldo defisit seluruhnya menjadi tanggungan para pemegang saham
biasa pula. Hak atas pembagian laba terbatas pada jumlah hak preferensinya
untuk tahun buku yang bersangkutan dan tidak ada hak atas laba, jika perusahaan
defisit (rugi).
b.
Kumulatif dan Tidak Berpartisipasi
(KTB)
Klaim terhadap kekayaan
bersih perusahaan sebatas nominalnya, dan mempunyai hak atas deviden. Hak atau klaim terhadap kekayaan bersih sebesar nilai nominal
jika semua dividen yang menjadi haknya sampai dengan tanggal terakhir telah
dibagikan. apabila ada dividen yang menunggak dalam satu tahun buku (periode
akuntansi), maka hak atas dividen harus diperhitungkan dulu dari saldo laba
yang ditahan, baru kemudian sisanya dianggap sebagai haknya para pemegang saham
biasa. Dividen merupakan beban tetap dilihat dari segi kepentingan pemegang
saham biasa, sama halnya biaya bunga modal asing.
c.
Tidak Kumulatif dan Berpartisipasi
Penuh (TKB)
Dimana hak atas deviden
hanya apabila perusahaan mengalami laba saja. Hak
atau klaim terhadap kekayaan bersih sebesar nilai nominal. hak dividen (bagian
laba) hanya diperoleh apabila perusahaan mendapatkan laba, sedangkan jika
menderita rugi perusahaan tidak mempunyai hak atas dividen dalam tahun buku
yang bersangkutan. Semua defisit yang terjadi menjadi tanggung jawab pemegang
saham biasa.
d.
Kumulatif dan Berpartisipasi Penuh
(KB)
Mencakup hak atas kekayaan
bersih dan laba. Memiliki hak atau klaim terhadap kekayaan bersih dan juga hak atas laba
(dividen) yang kumulatif serta mempunyai hak atas partisipasinya di dalam
jumlah modal yang ditetapkan (sesuai dengan ketentuan yang berlaku) terhadap
sisa laba jika ada. Jumlah defisit jika ada merupakan sepenuhnya tanggungjawab
pemegang saham biasa. Memiliki hak/klaim terhadap kekayaan bersih dan juga hak
atas laba (dividen) yang kumulatif serta mempunyai hak atas partisipasinya di
dalam jumlah modal yang ditetapkan (sesuai dengan ketentuan yang berlaku)
terhadap sisa laba jika ada. Jumlah defisit jika ada merupakan sepenuhnya
tanggungjawab pemegang saham biasa.
7. Deviden Saham Anak
Misal :
Induk membeli 400 lembar
saham anak dengan kurs 175%. Posisi modal anak adalah sebagai berikut :
Modal Saham 500 lembar @
Rp. 100 Rp. 50.000
Laba yang Ditahan Rp.
27.500
Pada tahun tersebut, anak
memperoleh laba Rp. 12.500 dan membagikan bonus 50% dari modal yang telah
beredar.
a.
Metode Harga Perolehan ( Cost Method )
Apabila metode
harga perolehan dipakai, maka tidak ada penghasilan apapun yang harus di akui
dari bonus saham yang dibagikan dilain pihak nilai investasi juga tidak berubah
meskipun dalam hal ini diterima saham yang sama sebanyak 200 lembar (50% x 400
lembar ). Hal ini sesuai kenyataan , disamping tidak ada pengorbanan yang
terjadi untuk 200 lembar saham yang diterima kemudian ini, juga tambahan 200
lembar saham yang diterima sekarang dimiliki itu sama sekali tidak mempengaruhi
besarnya bagian pemilikan perusahaan
induk pada perusahaan anaknya.
Oleh sebab itu tidak
ada satu alasan apapun untuk menaikan nilai investasi saham-sahamnya bagi
Induk. Oleh karena itu pembagian saham bonus berakibat pengurangan terhadap
saldo laba yang di tahan dan kenaikan jumlah modal statutair dari jumlah pada
saat terjadi pembelian saham, maka apabila setelah terjadi pembagian saham
bonus ini disusun neraca konsolidasi. Eliminasi hak-hak pemilikan dari
perusahaan induk diatur sebagi berikut :
Ø Eliminasi
terhadap modal saham, dipakai titik tolak dari posisi terakhir (setelah
pembagian bonus saham ) sebesar presentase pemilikannya.
Ø Eliminasi
terhadap saldo Laba Yang Ditahan bertitik tolak dari saldo Laba Yang
Ditahan pada saat atau tanggal
terjadinya pembelian saham-saham dikurangi dengan jumlah yang di kapitalisasi
sebagai modal saham (statutair).
b.
Metode Equity
Apabila metode
equity ini dipakai , maka rekening investasi saham perusahaan anak harus di
debit sebesar Rp 10.000 (80% x 12.500) sebagi pengakuan terhadap bagian atas laba yang diperoleh Anak
dengan rekening lawan kredit pada Rugi - Laba Anak ( Laba Yang Ditahan).
Penerimaan 200
lembar saham bonus hanya di catat dalam bentuk memo, dan dengan demikian
sekarang dimiliki 600 lembar dari 750 lembar saham-saham Anak yang beredar.
Dalam hal ini juga berlaku argumentasi yang sama pada metode harga perolehan
untuk tidak menaikan nilai investasi saham bagi Induk berhubung bonus saham
yang diterima.
Sebalikanya
penurunan saldo Laba Yang Di tahan pada Anak juga tidak perlu diikuti dengan
mengurangi nilai investasi saham Induk, karena penurunan saldo Laba Yang
Ditahan tersebut diimbangi dengan kenaikan saldo Modal Saham dengan jumlah yang
sama. Oleh sebab itu rekening (nilai) Investasi Saham pada Anak dalam
hubungannya dengan bonus saham yang dibagikan berkurangnya kekayaan bersih PT Anak.
Dengan demikian apabila setelah
terjadi pembagian bonus saham kemudian disusun neraca konsolidasi, eliminasi
terhadap hak-hak pemilikan pada perusahaan anak didalam daftar lajur dilakukan
seperti biasa dalam metode equity, yaitu
bertitik tolak pada posisi keuangan perusahaan anak pada saat neraca
konsolidasi disusun.
Metode Equity |
Metode Cost |
Jurnalnya adalah :
Investasi pada anak Rp. 10.000
Laba / rugi Rp. 10.000
(bagian induk Rp. 12.500 x 80% penguasaan)
Sedangkan deviden saham (stock deviden) dari 400 menjadi 600 lembar
hanya dicatat didalam suatu memo.
|
Jurnalnya adalah :
Tidak ada jurnal
Sedangkan deviden saham (stock deviden) dari 400 menjadi 600 lembar
hanya dicatat didalam suatu memo.
|