ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN
MENGGUNAKAN RASIO LIKUIDITAS, PROFITABILITAS, DAN SOLVABILITAS
Disusun Oleh :
Nama : Anggun Endraswati
NPM : 40211905
Kelas : 3DA03
A.
Definisi Analisis Rasio Keuangan
Analisis
rasio keuangan adalah analisis yang menghubungkan perkiraan neraca dan laporan
laba rugi terhadap satu dengan yang lainnya, yang memberikan gambaran tentang
sejarah perusahaan serta penilaian terhadap suatu perusahaan tertentu. Analisis
rasio keuangan memungkinkan manajer keuangan meramalkan reaksi para calon
investor dan kreditur dapat ditempuh untuk memperoleh dana.
B. Contoh Perhitungan Rasio Likuiditas, Profitabilitas, dan Solvabilitas
Laporan Neraca Konsolidasian PT. Telekomunikasi Tbk. Dan Anak Perusahaan.
Laporan Laba Rugi PT. Telekomunikasi Tbk.
C.
Perhitungan Analisis Rasio Likuiditas
Menunjukan
besarnya kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek pada saat
jatuh tempo.
1.
Current Ratio
Rumus :
Aktiva Lancar
Hutang Lancar
Tahun 2009 :Rp16.186.024 X 100% = 0.601864751
Rp26.893.125
= 60.18%
atau 60.2%
Tahun
2010 :Rp18.730.627 X 100% = 0.914898662
Rp20.472.898
= 91%
Analisis :
Pada
tahun 2009, current ratio PT. Telkom Tbk 60.2% yang diperoleh dengan perbandingan akyiva lancar sebesar
Rp.16.186.024 dengan hutang lancar
sebesar Rp.26.893.125. Hal ini berarti setiap
Rp.1, hutang lancar tidak dapat dijamin oleh aktiva lancar
sebesar Rp.0.602.
Pada
tahun 2010, current ratio perusahaan mengalami kenaikan dari 60.2% pada tahun
2009 menjadi 91% pada tahun 2010 yang diperoleh dari perbandingan aktiva lancar
sebesar Rp.18.730.627 dengan hutang lancar Rp.20.472.898. Ini berarti setiap Rp.1, hutang lancar belum dapat dijamin
oleh aktiva lancar sebesar Rp.0.91.
2.
Quick Ratio
Digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
memenuhi kewajiban finansialnya atas aktiva paling liquid.
Rumus :
Aktiva
Lancar – Persediaan X 100%
Hutang Lancar
Tahun 2009 :Rp.16.186.024 – Rp.128.025 X 100% = Rp.16.057.999 X 100%
Rp.26.893.125 Rp.26.893.125
= 0.597104241
=
59.7% / 60%
Tahun
2010 :Rp.18.730.627 – Rp.90.140 X 100% = Rp.18.640.487 X 100%
Rp.20.472.898 Rp.20.472.898
=
0.910495768
= 91%
Analisis
:
Pada tahun 2009, quick ratio PT. Telkom Tbk 60% yang diperoleh dengan
perbandingan quick asset sebesar Rp.16.057.999 dengan hutang lancar Rp.26.893.125. Hal ini berarti setiap Rp.1, hutang lancar belum bisa dijamin
oleh quick asset sebesar Rp.0.6.
Pada tahun 2010, quick ratio mengalami kenaikan
dari 60% pada tahun 2009 menjadi 91% pada tahun 2010 yang diperoleh dengan
perbandingan quick asset sebesar Rp.18.640.487 dengan hutang lancar Rp.20.472.898. Ini berarti setiap Rp.1, hutang lancar belum bisa dijamin
quick asset sebesar Rp.0.91.
3. Cash Ratio
Digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
memenuhi kewajiban finansial kas dan bank.
Rumus :
Kas (Bank) X 100%
Hutang
Lancar
Tahun
2009 :Rp.7.805.460 X 100% = 0.290239977
Rp.26.893.125
= 29%
Tahun 2010 :Rp .9.119.849 X 100% = 0.445459602
Rp.20.472.898
= 44.5%
Analisis :
Pada tahun 2009, cash ratio PT. Telkom Tbk sebesar 29% yang diperoleh dari
perbandingan kas (bank) sebesar Rp.7.805.460 dengan hutang lancar sebesar Rp.26.893.125. Hal ini berarti setiap Rp.1 hutang lancar dapat dijamin oleh cash asset
sebesar Rp.0.29.
Pada tahun 2010, cash ratio PT. Telkom Tbk mengalami kenaikan dari 29% pada
tahun 2009 menjadi 44.5% pada tahun 2010 , dengan perbandingan kas (bank) sebesar Rp.9.119.849 dengan hutang lancar sebesar Rp.20.472.898. Ini berarti setiap Rp.1 , hutang lancar dapat dijamin oleh cash asset
sebesar Rp.0.445.
D. Perhitungan Analisis Rasio Profitabilitas
Profitabilitas ekonomi merupakan
perbandingan laba sebelum pajak terhadap total aset. Dapat diartikan bahwa
ratio profitabilitas mengidentifikasikan seberapa besar kemampuan aset
perusahaan untuk menghasilkan pendapatan.
Rumus :
Laba Bersih Sebelum
Pajak
Total Aktiva
Tahun 2009 :Rp.22.447.021 = 0.229486415 atau 0.23
Rp.97.814.160
Tahun 2010 :Rp.21.416.351 = 0.214682081 atau 0.21
Rp.99.758.447
*Rendahnya profitabilitas tergantung pada :
1. Operating Profit Margin
Menggambarkan apa yang biasanya disebut pure
profit yang diterima atas setiap Rp dari penjualan yang dilakukan.
Rumus
:
Laba
bersih sebelum pajak
Penjualan
Tahun 2009 :Rp.22.447.021 = 0.331676185 atau 0.33 = 33%
Rp.67.677.518
Tahun 2010 :Rp.21.416.351 = 0.312058962 atau 0.31 = 31%
Rp.68.629.181
2.
Asset Turnover
Rasio yang biasanya digunakan untuk mengukur
aset perusahaan untuk memperoleh pendapatan, makin cepat aset perusahaan
berputar makin besar pendapatan perusahaan tersebut.
Rumus :
Penjualan
Total Aktiva
Tahun 2009 :Rp.67.677.518 = 0,6918989847686674 atau 0.70 = 7%
Rp.97.814.160
Tahun 2010 :Rp.68.629.181 = 0,6879535825171777 atau 0.69 = 69%
Rp.99.758.447
E.
Perhitungan Analisis Rasio Solvabilitas
Menggambarkan
kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial baik jangka waktu
pendek atau panjang apabila sekiranya perusahaan di likuidasi.
1.
Ratio Hutang Modal (Debt
to Equity Ratio atau Ratio Leverage)
Menggambarkan sampai sejauh mana modal pemilik
dapat menutupi hutang-hutang pada pihak luar dan digunakan untuk mengukur
hingga sejuah mana perusahaan dibiayai oleh hutang.
Rumus :
Total
Hutang
Total Modal
Tahun 2009 :Rp.48.228.553 = 1.24775506 atau 1.25 = 125%
Rp.38.652.260
Tahun 2010 :Rp.43.343.664 = 0.975796748 atau 0.97
Rp.44.418.742
Analisis :
Pada
tahun 2009, ratio hutang modal sebesar 125% yang diperoleh dari perbandingan total hutang sebesar Rp.48.228.553 dengan penjualan sebesar Rp.38.652.260 . Ini berarti perusahaan baru bisa menutupi hutang sebesar Rp. 1.25.
Pada
tahun 2010 terjadi penurunan dari 125% pada tahun 2009 menjadi sebesar 97% pada
tahun 2010 yang diperoleh dari perbandingan total hutang sebesar Rp.43.343.664 dengan penjualan sebesar Rp.44.418.742. Ini berarti perusahaan baru bisa
menutupi hutang sebesar Rp.0.97.
2.
Debt Ratio
Menunjukan
sejauh mana hutang dapat ditutupi oleh aktiva.
Rumus :
Total
Hutang
Total
Aktiva
Tahun
2009 :Rp.48.228.553 = 0.4930631 atau 0.5 = 5%
Rp.97.814.160
Tahun 2010 :Rp.43.343.664 = 0.434486154 atau 0.43 = 43%
Rp.99.758.447
Analisis :
Dikarenakan
Debt Ratio yang digambarkan oleh PT. Telkom semakin kecil, maka hutang yang dimiliki perusahaan pun semakin kecil dan ini berisiko
finansial bahwa PT. Telkom Tbk mengembalikan pinjaman yang
semakin kecil pula.
3.
Times Interest Earned Atau Coverage Ratio (Rasio Penutupan)
Rasio yang mencerminkan besarnya jaminan
keuangan untuk membayar bunga hutang jangka panjang.
Rumus :
Laba
Bersih Sebelum Bunga dan Pajak
Beban Bunga
Tahun 2009 :Rp.22.447.021 = 10.70956899 atau 10.70 = 1070%
Rp.2.095.978
Tahun 2010 :Rp.21.416.351 = 11.10786422 atau 11.11 = 1111%
Rp.1.928.035
Analisis :
Pada
tahun 2009 ratio coverage PT. Telkom Tbk yakni sebesar 1070% yang diperoleh dari perbandingan laba bersih
sebelum bunga dan pajak sebesar Rp.22.447.021 dengan beban bunga sebesar Rp.2.095.978.
Pada
tahun 2010 ratio coverage PT. Telkom mengalami kenaikan dari 1070% pada tahun 2009 menjadi 1111% pada tahun 2010 yang diperoleh dari
perbandingan dari laba bersih sebelum bunga dan pajak sebesar Rp.21.416.351 dengan beban bunga sebesar Rp.1.928.035.
Referensi :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar