ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
KEMAMPUAN
RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UNTUK MEMPREDIKSI PERINGKAT OBLIGASI (PT PEFINDO)
Disusun Oleh :
Nama : Anggun Endraswati
NPM : 40211905
Kelas : 3DA03
A.
Latar
Belakang
Salah satu bentuk pendanaan
yang dapat dilakukan oleh suatu perusahaan untuk membiayai investasinya adalah
dengan menerbitkan obligasi. Obligasi selain digunakan sebagai sarana melakukan
ekspansi juga dapat digunakan sebagai sarana dalam memperkuat permodalan bagi
perusahaan. Obligasi adalah surat berharga dalam bentuk sertifikat yang berisi
kontrak antara pemberi pinjaman (investor) dengan yang diberi pinjaman
(emiten). Obligasi bagi investor merupakan media investasi alternatif diluar
deposito bank, sedangkan bagi emiten obligasi ini merupakan media sumber dana
diluar kredit perbankan. Pemodal dan investor yang berminat membeli obligasi
harus memperhatikan beberapa hal, salah satunya adalah peringkat obligasi.
Peringkat obligasi merupakan
skala risiko dari semua obligasi yang diperdagangkan. Skala tersebut
menunjukkan tingkat keamanan suatu obligasi bagi investor. Keamanan ini
ditunjukkan oleh kemampuan emiten (sebagai penerbit obligasi) dalam membayar
bunga dan pelunasan pokok obligasi pada akhir masa jatuh temponya. Peringkat obligasi
sangat penting karena mampu memberikan pernyataan informatif dan memberikan signal
tentang probabilitas kegagalan utang suatu perusahaan (Altman and Nammacher
dalam Ketz and Maher, 1990). Selain itu dengan adanya pemeringkatan obligasi oleh
agen pemeringkat maka investor dapat memperhitungkan return yang akan
diperoleh dan risiko yang ditanggung. Secara umum obligasi dibagi dalam dua
peringkat yaitu investment grade (AAA, AA, A, BBB) dan noninvestment
grade (BB, B, CCC, dan D).
Investor dapat memanfaatkan
jasa agen pemeringkat obligasi untuk mengetahui informasi mengenai peringkat
obligasi yang beredar. Agen pemeringkat obligasi merupakan lembaga independen
yang memberikan jasa penilaian dan informasi mengenai peringkat obligasi. Di
Indonesia terdapat dua agen pemeringkat sekuritas utang yaitu PT PEFINDO (Pemeringkat
Efek Indonesia) dan PT Kasnic Credit Rating Indonesia (Rahardjo, 2003).
Sejumlah penelitian yang
meneliti prediksi peringkat obligasi berhasil dikumpulkan, namun penelitian
serupa dengan mengambil kondisi pasar modal Indonesia sulit ditemukan.
Pemilihan variabel yang diduga dapat mempengaruhi peringkat obligasi mengacu pada
beberapa model penelitian terdahulu. Beberapa penelitian tersebut menggunakan faktor
akuntansi yaitu rasio keuangan diantaranya: Horrigan (1966); Pinches &
Mingo (1973; 1975); Kaplan & Urwitz (1979); Chan & Jagadeesh (2003);
Nurhasanah (2003) dan Kesumawati (2003). Hasil prediksi peringkat obligasi
dengan menggunakan rasio keuangan ditemukan berbeda-beda.
B.
Rumusan
Masalah
Dari latar belakang tersebut
maka permasalahan dalam penelitian yang akan dilakukan adalah pertama, apakah
ada perbedaan kinerja keuangan berupa rasio keuangan antara perusahaan yang
obligasinya masuk investment grade (AAA, AA, A dan BBB) dengan perusahaan yang
obligasinya masuk noninvestment grade (BB, B, CCC, dan D). Kedua, apakah
variabel rasio-rasio keuangan dapat membentuk model dan dapat digunakan untuk
memprediksi peringkat obligasi.
H1 : Terdapat rasio keuangan (leverage, likuiditas, solvabilitas,
profitabilitas
Dan produktivitas)
yang membedakan secara signifikan antara perusahaan yang termasuk dalam investment
grade dan non-investment grade.
H2 : Seperangkat rasio keuangan (leverage, likuiditas,
solvabilitas, profitabilitas
Dan produktivitas)
mempunyai kemampuan membentuk model untuk
memprediksi peringkat
obligasi.
C.
Tujuan
Penelitian
Berdasarkan
penelitian-penelitian tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk menguji kembali
variabel-variabel (rasio keuangan) manakah yang mempunyai kemampuan dan yang
signifikan dalam membentuk model untuk memprediksi peringkat obligasi di
Indonesia. Selain itu penelitian ini juga menguji perbedaan model statistik
untuk memprediksi peringkat obligasi. Peneliti akan menguji apakah dengan menggunakan
dua teknik analisis yang berbeda (analisis diskriminan dan regresi logistik)
akan memperoleh hasil yang sama ataukah berbeda.
Penelitian ini diharapkan
dapat memberi manfaat bagi praktisi dan akademisi. Bagi praktisi, bila bukti
empiris yang dihasilkan dari model prediksi yang diajukan oleh peneliti adalah
baik, maka dapat digunakan oleh perusahaan dan investor untuk memverifikasi peringkat
obligasi yang dikeluarkan oleh agen PEFINDO. Bagi agen pemeringkat obligasi, dalam
hal ini khususnya agen PEFINDO sebagai pembanding dan pertimbangan dalam memprediksi
peringkat obligasi. Sementara itu bagi akademisi, penelitian ini diharapkan
dapat memberikan kontribusi untuk pengembangan model prediksi peringkat
obligasi di masa yang akan datang, khususnya mengenai kemampuan rasio keuangan
dalam memprediksi peringkat obligasi perusahaan di Indonesia. Peringkat
obligasi perusahaan diharapkan dapat memberikan petunjuk bagi investor tentang kualitas
investasi obligasi yang mereka minati.
Agen PEFINDO akan
mempublikasikan peringkat obligasi perusahaan dan investor dapat dengan mudah
memperoleh informasi tersebut secara bebas. Simbol pemeringkatan yang digunakan
oleh agen PEFINDO serupa dengan yang digunakan oleh Standard and Poor’s.
D. Metode Penelitian
Penelitian ini
menggunakan populasi semua perusahaan manufaktur yang menerbitkan obligasi.
Perusahaan manufaktur tersebut terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) serta terdaftar
dalam peringkat obligasi yang dikeluarkan oleh PEFINDO. Periode yang dijadikan
amatan adalah data periode tahun 1999-2004.
Data yang
digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari database laporan
keuangan yang tersedia di PPA (Pusat Pengembangan Akuntansi) UGM, Indonesia
Capital Market Directory (ICMD) dan database peringkat obligasi
perusahaan yang dikeluarkan oleh PEFINDO (www.pefindo.com). Data
yang digunakan berupa rasio keuangan dari neraca, laporan rugi laba dan laporan
kas.
Sampel dipilih
dari populasi perusahaan yang obligasinya terdaftar di agen PEFINDO dan di
perdagangkan di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Sampel dipilih dengan menggunakan
metode penyampelan bersasaran (purposive sampling) sehingga diperoleh
sampel yang representatif sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Data sampel
yang digunakan pada penelitian ini berjumlah 160 observasi peringkat obligasi
yang dihasilkan dari 38 penerbitan obligasi. Adapun kriteria yang digunakan
adalah sebagai berikut :
1.
Semua perusahaan manufaktur yang terdaftar di Busrsa Efek Jakarta (BEJ)
dan
terdaftar dalam
peringka obligasi yang dikeluarkan oleh PEFINDO dalam periode 1999-2004.
2.
Perusahaan tersebut menerbitkan dan mempublikasikan laporan keuangan tahunan
secara lengkap dan
terdapat item obligasi dalam laporan keuangan tersebut.
Ø Variabel Dependen
Variabel dependen yang hendak diuji berupa peringkat obligasi yang
secara umum terbagi menjadi dua peringkat yaitu investment grade (AAA,
AA, A, BBB) dan non-investment grade (BB, B, CCC, dan D). Variabel
ini mengukur tingkat peringkat obligasi perusahaan dengan memberi nilai pada
masing-masing peringkat dengan mengacu pada penelitian terdahulu serta
disesuaikan dengan kategori peringkat obligasi yang dikeluarkan oleh PEFINDO.
Ø Variabel Independen
Variabel independen yang hendak diuji dalam penelitian ini adalah rasio
keuangan yang pernah diuji oleh beberapa peneliti terdahulu dan disesuaikan
dengan data yang tersedia, yaitu berupa laporan keuangan yang terdapat dalam laporan
keuangan yang dipublikasikan. Penelitian ini menggunakan beberapa rasio sebagai
proksi dari leverage, likuiditas, profitabilitas, solvabilitas dan
produktifitas perusahaan.
Rasio leverage menunjukkan proporsi penggunaan utang untuk membiayai
investasi terhadap modal yang dimiliki. Rendahnya nilai rasio leverage dapat
diartikan bahwa hanya sebagian kecil aktiva didanai dengan hutang dan semakin
kecil risiko kegagalan perusahaan. Semakin rendah leverage perusahaan maka semakin
baik peringkat perusahaan tersebut (Burton, Adam & Hardwick, 1998).
Rasio likuiditas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban terhadap utang jangka pendek. Penelitian Carson & Scott (1997)
dan Bouzoita & Young (1998) dalam Burton, Adam & Hardwick (1998)
menemukan hubungan antara likuiditas dengan peringkat utang. Semakin tinggi
likuiditas maka semakin baik peringkat perusahaan tersebut.
Rasio solvabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi semua
kewajiban baik jangka panjang maupun jangka pendek yang jatuh tempo. Dalam
penelitiannya Horrigan (1966) menemukan bahwa rasio solvabilitas cenderung
signifikan berpengaruh positif dengan peringkat obligasi. Semakin kecil angka
rasio ini maka semakin kecil fleksibilitas keuangan perusahaan dan semakin
besar kemungkinan perusahaan menghadapi masalah keuangan di masa yang akan
datang. Semakin tinggi solvabilitas perusahaan maka semakin baik peringkat
perusahaan tersebut.
Rasio profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan memperoleh laba
baik dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun laba bagi modal sendiri.
Profitabilitas ini memberikan gambaran seberapa efektif perusahaan beroperasi
sehingga memberikan keuntungan bagi perusahaan. Menurut Brotman (1989) dan
Bouzoita &Young (1998) dalam Burton, Adam & Hardwick (1998) semakin
tinggi tingkat profitabilitas perusahaan maka semakin rendah risiko
ketidakmampuan membayar (default) dan semakin baik peringkat yang
diberikan terhadap perusahaan tersebut.
Rasio produktivitas ini mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan
sumber-sumber dana yang dimiliki perusahaan. Rasio ini secara signifikan
berpengaruh positif terhadap peringkat obligasi (Horrigan, 1966). Semakin
tinggi produktivitas perusahaan maka semakin baik pula peringkat yang diberikan
pada perusahaan tersebut.
E. Hasil
Hipotesis pertama akan diuji dengan
menggunakan alat statistik berupa uji Independent Sample Test bila data
yang digunakan mempunyai distribusi normal. Apabila data yang digunakan
mempunyai distribusi yang tidak normal maka alat uji yang akan digunakan adalah
Mann Withney Test. Untuk menentukan alat uji yang akan digunakan, maka
data yang digunakan dalam penelitian terlebih dahulu diuji normalitasnya dengan
One Sample Kolmogrov Smirnov Test. Uji Normalitas dilakukan terhadap
semua variabel independen yang digunakan dalam penelitian. Hasil pengujian
menunjukkan bahwa semua variabel mempunyai nilai Asymp. Sig (2-tailed) dibawah
0,05 (probabilitas < 0,05) yang berarti bahwa variabel-variabel tersebut
mempunyai distribusi yang tidak normal.
Hasil dari uji normalitas
dengan menggunakan uji One Sample Kolmogrov Smirnov Test dijadikan
sebagai pedoman dalam menentukan pengujian hipotesis pertama. Hipotesis pertama
(H1) diuji dengan alat uji Mann Whitney Test karena datanya memiliki distribusi
yang tidak normal.
Pengambilan keputusan
dilakukan dengan melihat nilai asymp. Sig (2-tailed). Jika nilai asymp.
Sig (2-tailed) > 0,05 atau probabilitasnya > 0,05 berarti tidak
terdapat perbedaan, sedangkan apabila nilai asymp. Sig (2-tailed) < 0,05
atau probabilitasnya < 0,05 berarti terdapat perbedaan.
Rasio leverage yang terdiri
dari 2 rasio, semuanya menunjukkan asymp. Sig (2-tailed) < 0,05.
Hasil yang signifikan dari rasio LEVTLE konsisten dengan penelitian Kaplan
& Urwitz (1979), sedangkan rasio LEVLTLTA konsisten dengan penelitian
Pinches and Mingo (1973), Chan and Jagadeesh (1999) dan Sari (2004).
Rasio likuiditas yang terdiri
dari 6 rasio, semuanya menunjukkan asymp. Sig (2-tailed) < 0,05.
Hasil yang signifikan dari rasio LIKCACL dan LIKCAICL konsisten dengan
penelitian Chan and Jagadeesh (1999). Sedangkan rasio LIKCLWC dan LIKWCTA
konsisten dengan penelitian Nurhasanah (2003).
Rasio solvabilitas yang
diproksikan dengan 5 rasio, terdapat 1 rasio yang tidak signifikan yaitu rasio
NWLTL konsisten dengan penelitian Nurhasanah (2003) tetapi berbeda hasil dengan
penelitian Horrigan (1966). Signifikannya rasio membentuk suatu model prediksi
dan mempunyai kemampuan dalam memprediksi kedua kelompok peringkat obligasi.
Variabel independen yang
dimasukkan dalam analisis diskriminan ini sebanyak 22 variabel. Dari hasil
pengujian diperoleh 9 variabel independen yang signifikan dalam membedakan
kategori peringkat obligasi. Sembilan variabel tersebut adalah LEVTLE, LIKCLWC,
LIKWCTA, SOLNWLTLFA, SOLNWTL, PRFOIS, PRFCFOTS, PRODSTA dan PRODCFOTA.
Hasil uji Mann Whitney menunjukkan
dari 22 rasio keuangan terdapat 20 rasio keuangan yang berbeda secara
signifikan antara perusahaan yang obligasinya masuk kategori investment
grade dan non-investment grade. Hal ini dapat dibuktikan dengan
melihat nilai asymp. Sig (2-tailed) lebih kecil dari 0,05. Sedangkan 2 rasio
keuangan lainnya tidak dapat membedakan kedua kategori karena nilai asymp.
Sig (2-tailed) lebih besar dari 0,05. Kadua rasio keuangan tersebut adalah net
worth to long term liability (NWLTL) dengan nilai asymp. Sig (2-tailed) sebesar
0,117 dan cash flow from operating to total sales (CFOTS) dengan nilai asymp.
Sig (2- tailed) sebesar 0,143. Dengan melihat hasil pengujian secara
keseluruhan maka dapat disimpulkan hipotesis pertama (H1) diterima.
Hasil analisis MDA dengan dua
kategori yang diperoleh menunjukkan tingkat validasi sebesar 96,9 %. Dengan
demikian fungsi diskriminan yang terbentuk memiliki ketepatan prediksi yang
tinggi terhadap peringkat obligasi suatu perusahaan. Berdasarkan uji MDA maka hipotesis
kedua (H2) diterima karena rasio keuangan terbukti mempunyai kemampuan untuk
memprediksi peringkat obligasi suatu perusahaan.
F. Kesimpulan
Penelitian ini menguji apakah
rasio keuangan mempunyai kemampuan untuk memprediksi peringkat obligasi dan
apakah terdapat rasio keuangan (leverage, likuiditas, solvabilitas,
profitabilitas dan produktivitas) yang berbeda antara perusahaan yang peringkat
obligasinya masuk investment grade dan noninvestment grade.
Dengan menggunakan 160 observasi yang dihasilkan dari 38 sampel penerbitan
obligasi perusahaan manufaktur periode 1999-2004, maka penelitian ini berhasil memberikan
tambahan bukti empiris :
1.
Sebanyak 22 rasio keuangan yang diuji, diperoleh 20 rasio keuangan yang
berbeda
secara signifikan antara
perusahaan yang peringkat obligasinya masuk investment grade dan non-investment
grade, sedangkan
2.
rasio keuangan tidak signifikan.
Dengan melihat hasil tersebut maka hipotesis pertama (H1) diterima. 2.
Hasil pengujian dengan diskriminan analisis menghasilkan rasio yang signifikan
yaitu sejumlah sembilan variabel (LEVTLE, LIKCLWC, LIKWCTA, SOLNWLTLFA SOLNWTL,
PRFOIS, PRFCFOTS PRODSTA dan PRODCFOTA) dengan tingkat kebenaran overall
percentage yang tinggi yaitu sebesar 96,9 %. Maka hipotesis kedua (H2)
diterima karena rasio keuangan terbukti mempunyai kemampuan untuk
memprediksi peringkat obligasi suatu perusahaan.
Referensi :
Maylia Pramono Sari, Vol. 14, No.2, September 2007
Tidak ada komentar:
Posting Komentar