KEANEKARAGAMAN CIREBON
Kota
udang, kota wali atau yang lebih dikenal dengan Cirebon adalah salah satu
tempat yang sering saya kunjungi diwaktu liburan. Pesona kota cirebon tak hanya
bisa menghipnotis wisatawan asing juga wisatawan domestik. Banyak hal yang bisa
diperoleh dari kota yang terkenal dengan keanekaragaman budaya.
Ø Sejarah Cirebon
Asal
kota Cirebon ialah pada abad ke 14 di pantai utara Jawa Barat ada desa nelayan
kecil yang bernama Muara Jati yang terletak di lereng bukit Amparan Jati. Muara
Jati adalah pelabuhan nelayan kecil. Penguasa kerajaan Galuh yang ibu kotanya
Rajagaluh menempatkan seorang sebagai pengurus pelabuhan atau syahbandar Ki
Gedeng Tapa. Pelabuhan Muara Jati banyak di singgahi kapal-kapal dagang dari
luar di antaranya kapal cina yang datang untuk berniaga dengan penduduk
setempat, yang di perdagangkannya adalah garam, hasil pertanian dan terasi.
Kemudian
Ki Gendeng Alang-alang mendirikan sebuah pemukiman di lemahwungkuk yang
letaknya kurang lebih 5 km, ke arah selatan dari Muara Jati. Karena banyak
saudagar dan pedagang asing juga dari daerah-daerah lain yang bermukim dan
menetap maka daerah itu di namakan Caruban yang berarti campuran kemudian
berganti Cerbon kemudian menjadi Cirebon hingga sekarang.
Ø Keraton
Dilihat
dari cerita sejarahnya cirebon memiliki beberapa keraton yaitu keraton
kasepuhan, keraton kanoman, keraton kacirebonan, dan keraton keprabon. Yang
masing-masing memiliki keunikan tersendiri. Keraton Kasepuhan adalah keraton
termegah dan paling terawat di Cirebon. Makna di setiap sudut arsitektur
keraton ini pun terkenal paling bersejarah. Keraton Kasepuhan didirikan pada
tahun 1529 oleh Pangeran Mas Mochammad Arifin II (cicit dari Sunan Gunung Jati)
yang menggantikan tahta dari Sunan Gunung Jati pada tahun 1506. Halaman depan
keraton ini dikelilingi tembok bata merah dan terdapat pendopo di dalamnya.
Keraton ini memiliki museum yang cukup lengkap dan berisi benda pusaka dan
lukisan koleksi kerajaan. Salah satu koleksi yang dikeramatkan yaitu kereta
Singa Barong. Kereta ini saat ini tidak lagi dipergunakan dan hanya dikeluarkan
pada tiap 1 Syawal untuk dimandikan.
Bagian
dalam keraton ini terdiri dari bangunan utama yang berwarna putih. Di dalamnya
terdapat ruang tamu, ruang tidur dan singgasana raja.
Di
depan Keraton Kesepuhan terdapat alun-alun yang pada waktu zaman dahulu bernama
Alun-alun Sangkala Buana yang merupakan tempat latihan keprajuritan yang
diadakan pada hari Sabtu atau istilahnya pada waktu itu adalah Saptonan. Dan di
alun-alun inilah dahulunya dilaksanakan berbagai macam hukuman terhadap setiap
rakyat yang melanggar peraturan seperti hukuman cambuk. Di sebelah barat
Keraton kasepuhan terdapat Masjid yang cukup megah hasil karya dari para wali
yaitu Masjid Agung Sang Cipta Rasa.
Ø Batik Cirebon
Salah
satu motif yang paling terkenal dari daerah cirebon adalah batik Mega Mendung
atau Awan-awanan. Pada motif ini dapat dilihat baik dalam bentuk maupun
warnanya bergaya selera cina. Motif mega mendung melambangkan pembawa hujan
yang di nanti-nantikan sebagai pembawa kesuburan, dan pemberi kehidupan. Motif
ini didominasi dengan warna biru, , mulai biru muda hingga biru tua. Warna biru
tua menggambarkan awan gelap yang mengandung air hujan, pemberi penghidupan,
sedangkan warna biru muda melambangkan semakin cerahnya kehidupan.
Daerah
di cirebon yang terkenal dengan penjualan batiknya adalah trusmi, beraneka
macam motif, dari yang tulis sampai yang cetak serta variasi harga yang
kompetitif dan terbilang murah ada di trusmi.
Ø BAT (British American Tobbaco)
Gedung
BAT Cirebon adalah gedung peninggalan Belanda dan sekarang termasuk Benda Cagar
Budaya satu dari banyak Benda Cagar Budaya di Cirebon. Gedung BAT Cirebon yang
umurnya sudah tua ini terletak di Jl. Pasuketan, Kampung Kebumen, persis di
seberang kanan Gedung Bank Mandiri. Gedung BAT Cirebon yang masih berdiri kokoh
dan anggun, dan terlihat masih terawat rapi. Gedung BAT Cirebon ini semula
merupakan gedung yang dimiliki oleh perusahaan rokok SS Michael.
Gedung
BAT Cirebon yang mulai digunakan pada tahun 1924 ini dirancang oleh arsitek F.D.
Cuypers & Hulswit bergaya Art Deco, sebuah gaya bangunan yang bermula pada
awal 1920-an dan terus digunakan sampai setelah berakhirnya Perang Dunia II.
Struktur Art Deco adalah berdasar pada bentuk geometris matematis, yang ketika
itu gaya bangunan ini terlihat elegan, glamor, fungsional dan modern.
Ø Bangunan Tua
Selain
mengunjungi tempat-tempat yang memiliki nilai sejarah di cirebon saya juga
menikmati beberapa spot bangunan tua yang unik dan indah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar